Bekal Menuju Takwa dari Nabi ﷺ

Penulis: Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

Kaum muslimin, sudah dimaklumi bahwa kita semua hidup di dunia ini, ibarat berjalan, memenuhi sebuah tujuan, yaitu akhirat kita. Setiap manusia itu mesti melalui ini semuanya, dunia, kemudian ke alam barzakh, sampai kemudian ke alam akhirat. Untuk itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan kita untuk berbekal, agar sampai pada tempat tujuan dengan selamat, dan sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan.

Allah berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

Berbekallah kalian, karena sebaik-baik bekal adalah ketakwaan.”

Kalau demikian, ketakwaan adalah sesuatu yang harus kita miliki. Agar kita mampu berjalan menuju akhirat kita, menuju surga-Nya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tempat, di mana Adam dan Hawa Allah ciptakan. Namun, untuk mencapai ketakwaan tersebut, juga butuh komponen, butuh bekal juga, yang wajib dimiliki oleh setiap muslim, yakni meraih ketakwaan tersebut. Ada tiga bekal menuju ketakwaan:

Yang pertama adalah ilmu yang manfaat.

Yang kedua adalah rezeki yang halal, yang tayib.

Dan yang ketiga adalah amalan saleh, yang Allah terima.

Oleh karena itu setiap muslim, setiap harinya, harus memiliki target untuk meraih ketiga hal tersebut. Dan inilah yang diinginkan Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan dicontohkan oleh Beliau, bahwa Beliau setiap paginya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mendapatkan tiga hal ini. Ummu Salamah (Ummu Al-Mukminin), istri Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyampaikan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON THOYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN

Ummu Salamah mengatakan bahwa Nabi itu terus-menerus setiap pagi, mengucapkan doa:

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN

Ya Allah, aku memohon kepada Engkau, ilmu yang manfaat.”

Menunjukkan bahwa ada di sana bekal yang harus kita raih setiap harinya, untuk mencapai ketakwaan tersebut dengan memperbanyak ilmu yang manfaat. Kemudian,

WA RIZQON THOYYIBAN

“… dan rezeki yang tayib, rezeki yang halal …” yang bermanfaat bagi kita semua. Dan yang ketiga adalah

WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN

“… amalan saleh yang Allah terima.”

Nah, tiga ini, Nabi sampaikan di awal hari, di awal aktivitas manusia dalam kesehariannya, dalam bentuk doa. Menunjukkan seorang muslim harus mencanangkan di awal kehidupan dia di setiap harinya, untuk meraih tiga hal ini. Dan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, agar diberikan kemudahan mendapatkan tiga hal tersebut.

Demikianlah petunjuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan kita harus ucapkan, kita harus sampaikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, setiap harinya kita membaca:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا

ALLAAHUMMA INNII AS-ALUKA ‘ILMAN NAAFI’AN WA RIZQON THOYYIBAN WA ‘AMALAN MUTAQOBBALAN

Kaum muslimin, amal saleh adalah ujungnya, dan ilmu yang manfaat adalah pangkalnya, dan itu semua diiringi dengan rezeki yang tayib. Oleh karena itu, seorang yang ingin meraih kehidupan dunia yang baik, meraih kehidupan akhirat yang baik, maka harus punya target yang jelas, tentang tiga hal ini, karena dengan tiga inilah ia mampu meraih ketakwaan dalam dirinya, dan bisa menggapai tingkat ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semakin sempurna ilmu yang manfaatnya, semakin baik rezekinya, dan semakin banyak yang Allah terima amalannya, maka ia akan semakin sempurna ketakwaannya. Dan takwa adalah standar kemuliaan manusia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, jangan lupa kita canangkan setiap hari bahwa kita harus mencari ilmu yang manfaat, mencari rezeki yang tayib, dan memperbanyak amalan saleh, agar kita mampu mencapai ketakwaan yang Allah sampaikan sebagai standar kemuliaan.

“… Sesungguhnya yang paling mulia dari kalian, di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah orang yang paling takwa …” (QS. Al-Hujurat: 13)

Orang yang paling takwa! Maka imam Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat ini, mengatakan bahwa manusia itu bertingkat-tingkat di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala kemuliaannya, dengan atau sesuai dengan tingkat ketakwaannya.

Maka, marilah kita semua meraih tiga hal ini setiap harinya, memperbanyak, memperbanyak, memperbanyak, agar nantinya semakin sempurna takwa kita, dan akhirnya mendapatkan kemuliaan yang tinggi, di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak ada sebuah kebahagiaan yang melebihi bahagianya seorang yang meraih ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan dianggap sebagai manusia paling mulia di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu, mari kita sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan Hari Akhir, untuk memperhatikan tiga hal ini. Luangkan waktu kita untuk mencari ilmu. Perhatikan lagi apa yang kita ambil, yang kita makan, yang kita raih daripada nafkah setiap hari kita, apakah sudah tayib, ataukah belum?

Dan ingat bahwa amal saleh pun harus kita lakukan, kita perbanyak, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amalan tersebut.

Demikian, semoga bermanfaat.

Leave a Reply